Jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Banyak sekali tenaga pengajar yang tertarik untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif karena model pembelajaran jenis ini banyak sekali kelebihannya. Misalnya saja kelebihannya yang mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Model pembelajaran kooperatif merupakan jenis model pembelajaran yang dalam prakteknya memanfaatkan kelompok-kelompok siswa.

Prinsip utamanya ialah setiap siswa dalam kelompok tersebut haruslah bervariatif tingkat kecerdasannya atau disebut dengan heterogen (rendah, sedang, tinggi). Bila perlu dalam setiap kelompok juga harus berbeda-beda budaya, ras, dan sukunya. Model ini bertumpu pada kerjasama setiap siswa dalam satu kelompok untuk menyelesaikan permasalahan sehingga tercapailah tujuan pembelajaran tersebut. 

Jenis Model Pembelajaran Kooperatif


Jenis Jenis Model Pembelajaran Kooperatif

1. TAI

TAI mempunyai kepanjanganteam accelerated instruction atau team assisted individualization. Model pembelajaran kooperatif ini merupakan penggabungan dari pembelajaranindividual dan kooperatif. Pada model ini setiap siswa harus mengikuti tingkatan yang bersifat individual dengan berdasarkan pada tes penempatan.

Kemudian siswa dapat maju ke tahap selanjutnya dengan berdasarkan pada tingkat kecepatannya dalam belajar. Sebenarnya, setiap kelompok masing-masing mempelajari materi yang berbeda-beda. Satu kelompok dengan kelompok lainnya akan saling memeriksa hasil pekerjaan kelompok lainnya lalu akan memberikan masukan jika diperlukan.

Tes dilakukan pada akhir pembelajaran tanpa bantuan teman sekelompoknya. Lalu diberikan skor yang akan dijumlahkan setiap minggunya. Guru akan memberikan tanda penghargaan bagi siswa-siswa yang kelompoknya mencapai nilai tertinggi dan melampaui batas kriteria penilaian guru.

2. STAD atau Student Teams Achievement Division

Pada model pembelajaran jenis ini siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok kecil yang kemudian disebut tim. Kemudian guru memberikan materi pelajaran. Siswa lalu diberikan tes. Nilai-nilai setiap individu kemudian digabungkan menjadi nilai kelompok atau nilai tim. Meskipun siswanya dites secara individu, siswa tetap saja dipacu untuk bekerja sama dalam kelompok untuk meningkatkan prestasi dan kinerja timnya. 

3. Rally Table atau Round Table

Untuk bisa menggunakan model pembelajaran jenis ini guru dapat memberikan kepada siswa sebuah kategori tertentu. Misalnya saja kata-kata yang dimulainya dengan huruf A. Kemudian guru meminta siswa menuliskan secara bergantian satu kata yang berawalan A tersebut.

4. Jigsaw

Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas yang kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan teman-temannya dari Universitas John Hopkins. Tujuan dari penciptaan model pembelajaran jenis ini adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa kepada proses belajarnya sendiri. Serta proses belajar anggota kelompok. Siswa akan diminta mempelajari materi yang nantinya akan menjadi tanggung jawabnya. Selain untuk diri sendiri, siswa tersebut juga harus bisa mengajarkannya pada anggota kelompok yang lain. Model ini membuat ketergantungan siswa yang satu dengan yang lainnya sangat tinggi.

Pada model jenis ini siswa dibagi menjadi dua kelompok yang menjadi kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa yang berada di kelompok asal dibentuk dari anggota yang heterogen. Mereka membagi tugas mempelajari satu topik. Setelah itu mereka akan meninggalkan kelompok asal dan membentuk kelompok ahli.

Pada kelompok ahli terdiri dari siswa yang mempunyai tugas untuk mempelajari sebuah topik yang sama. Setelah selesai belajar dari siswa-siswa lain di kelompok ahli, siswa tersebut akan kembali ke kelompok asal dan memberikan materi kepada siswa-siswa yang lainnya di kelompok asalnya secara bergantian.

Nah, demikianlah artikel saya mengenai model pembelajaran kooperatif. Anda para guru bisa segera mempraktekkannya di kelas anda.